HUBUNGAN PERILAKU KEKERASAN AYAH TERHADAP TEMPERAMEN REMAJA
DOI:
https://doi.org/10.31258/jni.9.2.189-198Keywords:
Perilaku Kekerasan Ayah, Remaja, TemperamenAbstract
Perilaku kekerasan ayah seperti membentak dan memberi hukuman fisik termasuk kedalam salah satu pola pengasuhan yang disebut otoriter. Pola asuh ialah salah satu faktor yang mempengaruhi temperamen. Temperamen merupakan perbedaan individu dalam respon perilaku atau karakteristik yang telah ada sejak lahir namun dapat berubah dan berkembang bersamaan dengan pengalaman yang dialami individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku kekerasan ayah terhadap temperamen remaja. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 596 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 145 orang responden yang diambil menggunakan teknik stratified random sampling dan simple random sampling. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa bivariat dengan uji statistik chi-square. Hasil penelitian yang diperoleh adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku kekerasan ayah dengan temperamen remaja dengan p-value surgency = 1000, p-value effortful control = 0,083, p-value negative affectivity = 0,370 dan p-value affiliativeness = 0,550 > (α 0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan ayah tidak berpengaruh terhadap temperamen remaja disebabkan adanya faktor lain yang lebih kuat dalam mempengaruhi temperamen remaja seperti lingkungan dan teman sebaya. Orang tua diharapkan dapat memberikan contoh perilaku yang baik pada remaja dengan tidak memperlihatkan kemarahan dan emosi yang berlebihan karena bagaimanapun lingkungan akan mempengaruhi sikap dan perilaku seorang remaja.
References
Agency, B. (2015). Mengasuh dan mendidik buah hati tanpa kekerasan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Aisyah, S. (2015). Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar. Yogyakarta: Deepublish
Ali, M. & Ansori, M. (2017). Psikologi perkembangan remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Fudyartanta, K. (2012). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Halawa, A. (2014). Hubungan pengetahuan keluarga tentang kekerasan pada anak dengan tindakan prilaku kekerasan pada anak. Surabaya. http://download.portalgaruda.org/
Harianti, E. & Siregar S. S. (2014). Faktor-faktor penyebab kekerasan orang tua terhadap anak. Jurnal pemerintahan dan sosial politik 2 (1). Medan.
Hidayati, F., Kaloeti, D. V. S., & Karyono. (2011). Peran ayah dalam pengasuhan anak. Jurnal Psikologi Undip Vol. 9 No. 1.
Huda, N. (2008). Kekerasan terhadap anak dan masalah sosial yang kronis. Jurnal pena justisia volume VII No. 14, tahun 2008.
Huraerah, A. (2012). Kekerasan terhadap anak. Bandung : Nuansa Cendekia
IDAI. (2013). Masalah kesehatan mental emosional remaja.
Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan edisi pertama. Jakarta: Prenadamedia Group
Perdani, F. L. & Yusuf, H. (2013). Faktor potensi kekerasan orangtua terhadap anak: Studi kasus di Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Jurnal ilmu kesejahteraan sosial Vol. 12 No. 2.
Pieter, H. Z. (2017). Dasar-dasar komunikasi bagi perawat. Jakarta: Kencana
Putnam, S. P., Ellis L. K. & Rothbart, M. K. (2001). Early Adolescent Temperament Questionnaire-Revised.
Ramadhianti, N. & Alfiasari (2017). Temperamen, interaksi ibu-remaja dan kecerdasan emosi remaja pada keluarga dengan ibu bekerja di perdesaan. Jurnal ilmu keluarga dan konsumen. Vol 10, 2017. Bogor.
Rezky, B. (2010). Be a smart parent, cara hebat mengasuh anak ala supernanny. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga
Santrock, J. W. (2007). Remaja edisi kesebelas jilid 1. Jakarta: Erlangga
Santrock, J. W. (2007). Remaja edisi kesebelas jilid 2. Jakarta: Erlangga
Willis, S. S. (2012). Remaja & masalahnya. Mengupas berbagai bentuk kenakalan remaja, narkoba, free sex dan pemecahannya. Bandung: Alfabeta