Determinan Pencegahan Osteoporosis Pada Wanita Menopause
DOI:
https://doi.org/10.31258/jni.10.2.229-237Keywords:
Dukungan Keluarga, Gaya Hidup, Sikap, OsteoporosisAbstract
Wanita menopause berisiko terkena osteoporosis. Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai dengan rendahnya massa tulang yang menyebabkan tulang mudah rapuh dan berisiko fraktur, untuk menghindari risiko osteoporosis maka diperlukan upaya pencegahan. Tujuan penelitian untuk mengetahui determinan pencegahan osteoporosis pada wanita menopause. Jenis penelitian kuantitatif analitik dengan metode korelasi dan pendekatan cross sectional. Populasi adalah wanita menopause berusia 50-60 tahun dengan jumlah sampel 182 orang dan menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisi univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan 42,3% diantaranya tidak melakukan pencegahan osteoporosis. Terdapat hubungan antara sikap (p value 0,000, nilai POR= 9,2), dukungan keluarga (p value 0,000, nilai POR = 9,95) dan gaya hidup (p value 0,000, nilai POR = 8) terhadap pencegahan osteoporosis pada wanita menopause. Disimpulkan bahwa osteoporosis dapat dipengaruhi oleh sikap, dukungan keluarga dan gaya hidup. Diharapkan wanita menopause agar dapat menerapkan pencegahan osteoporosis terutama dalam menyikapi pengetahuan yang didapatkan tentang osteoporosis, merubah gaya hidup lebih sehat dan pihak keluarga dapat membantu pemenuhan kebutuhan kalsium pada wanita menopause.References
Aprilia, N. I., & Puspitasari, N. (2007). Faktor yang mempengaruhi kecemasan pada wanita premenopause. Jurnal Psikologi. Journal Of Public Health, 4(1). Diperoleh dari http://journal.unair.ac.id/filerP DF/makalah%206_Juli%202007.pdf. Diakses Pada 15-02-2018 Pukul 15.00.
Dimyati, K. F. (2017). Correlations Between Physical Activity, Smoking Habit And Attitude In Elderly With Incidence Of Osteoporosis. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(1), 107-117. Diperoleh Dari Http://Dx.Doi.Org/10.20473/Jbe.V5i1.2017.107-117. Diakses Pada 23-02-2018 Pukul 19.37.
Helmi, Z. N. (2012). Gangguan muskuloskletal. Jakarta: Salemba Medika.
Keramat, A., Patwardhan, B., Larijani, B., Chopra, A., Mithal, A., Chakravarty, D., ... & Khosravi, A. (2008). The assessment of osteoporosis risk factors in Iranian women compared with Indian women. BMC musculoskeletal disorders, 9(1), 28. https://bmcmusculoskeletdisord.biomedcentral.com/articles/10.1186/1471-2474-9-28. Diakses Pada 22-02-2018pukul 20.13.
Kotler, Philip. (2002). Manajemen pemasaran: Edisi Milenium, Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.
Misnadiarly. (2013). Osteoporosis. Jakarta: Akademia Permata.
Muda, I., Arneliwati,. & Novayelinda, R. (2012). Gambaran perilaku keluarga tentang pencegahan osteoporosis pada lansia di Puskesmas Payung Sekaki. Diperoleh Dari Https://Ejurnal.Unri.Ac.Id/Xmlui/Handle/123456789/1848. Diakses pada 25-02-2018 pukul 14.24.
Muhith, A. & Siyoto, S. (2016). Pendidikan keperawatan gerontik. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Mulyani, N. S. (2013). Menopause. Yogyakarta: Nuha Medika
Notoatmodjo, S. (2012). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Prihatini, S., Mahirawati, V. K., Jahari, A. B., & Sudirman, H. (2010). Faktor determinan risiko osteoporosis di tiga provinsi di Indonesia. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 20 (2 Jun). Diperoleh Dari Http://Ejournal.Litbang. Depkes.Go.Id/Index.Php/MPK/Article/View/787. Diakses Pada 25-02-2018 Pukul 14.50.
Setyawati, B., Fuada, N., & Salimar, S. (2014). Pengetahuan tentang osteoporosis dan kepadatan tulang hubungannya dengan konsumsi kalsium pada wanita dewasa muda. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 5(2), 102-112. Diperoleh dari http://ejournal. litbang.kemkes.go.id/index.php/kespro/article/view/3887.Diakses pada 03-03-2018 Pukul 20:28.
Tjahjadi, V. (2009). Mengenal, mencegah, mengatasi sillent killer osteoporosis. Semarang: Pustaka Widyamara.